Artikel: Stop! Penindasan!
STOP! PENINDASAN! Bullying, dan Segala Macam Kekerasan Dalam Lingkungan Sekolah.
Berantas tuntas latar belakang terjadinya 'Bullying' pada para pelajar generasi bangsa.
Ingat, sekolah itu tempat untuk belajar, mencari ilmu, beribadah. Bukannya untuk ajang menjadi sosok 'Siapa' di antara siapa. Bukan juga tempat untuk melampiaskan amarah yang tersimpan dari rumah. Apa hanya karena populer dan disegani, bisa-bisanya timbul sikap sok berkuasa dan seenaknya menindas yang lemah. Biarpun di saat kita menjadi kakak tingkat, atau mendapat perlakuan tidak baik dari seseorang, bukan berarti ajang penindasan, bullying, atau bahasa hitsnya "Labrak" jadi solusi utama untuk membuat seseorang jera. Masih ada cara lain yang BAIK dan TERDIDIK, yaitu memberi Nasehat dengan perkataan yang benar-benar mengena, hingga membuat jera. Ayolah, hidup tidak selamanya monoton dan tidak berputar. Bisa saja, jika kita menyakiti dan menganiaya seseorang, suatu saat kita akan mendapatkan hal yang serupa dengan apa yang kita lakukan. Berhenti berbuat sok berkuasa, sok populer, sok disegani pihak sekolah, dan sok menjadi SENIOR. Apalagi senior baru yang terkadang selalu bersikap seenaknya pada adik tingkat mereka.Jika kalian menemukan Senior, kakak tingkat, atau teman seangkatan yang berani melakukan tindakan penindasan dan bullying, jangan takut untuk melapor dan menindaklanjuti. Selama Si Penindas itu Manusia, jangan takut. Walaupun dia berpangkat atau anak pejabat, mereka masih Manusia. Lawan saja. Kita, para pelajar berada pada naungan hukum. TK/PAUD, SD, SMP, SMA, atau yang lebih tinggi Perguruan Tinggi. Kasus bullying harus segera menjadi acuan penting dalam keharmonisan menuntut ilmu di lingkungan sekolah. Bukan hanya murid, orangtua juga harus pandai membimbing anak dalam pergaulan dan kemajuan zaman. Guru-guru serta pihak sekolah juga harus sigap dalam penanganan kasus bullying itu sendiri. Memberi tindakan tegas dan membuat seminar 'Anti Bullying'.
Apa kerennya sih me'labrak' dan berhasil menindas seseorang sampai pamer ke mana-mana? Justru kasih nasehat dan pelajaran terdidik baru itu keren. Generasi muda, pikirkan lah matang-matang jika hendak bertindak. Kalian masih labil, jiwa berontak kalian masih dalam tahap penyempurnaan, darah muda, dan masih menjadi tanggungan orangtua. Bagaimana malunya orangtua kalian jika tahu kalian menindas anak orang, sementara orangtua kalian bersimpuh banting tulang untuk menghidupi kalian. Think again before action, guys. Semarah-marahnya kalian sama temen, apalagi sama adik tingkat yang annoying bukan main, jagalah sikap kalian. Kalian itu contoh, contoh yang baik untuk dicontoh generasi yang akan datang. Demi nama baik orangtua, guru, sekolah, dan citra nama baik kalian sendiri.
Kenapa saya buat essai yang panjangnya bejibun kayak gini? Karena saya sadar. Saya pernah mengalami tindakan bullying, dan saya tidak pernah berani melapor pada orangtua dan guru-guru. Saya tahu, itu percuma. Tidak akan ada yang percaya. Tapi sejak itu saya mulai berontak, melawan, tanpa bantuan orang lain. Dan akhirnya saya bisa melawan mereka. Memberi peringatan keras, nasehat, dan melawan hingga mereka sadar. Mereka tidak melakukan bullying lagi pada orang lain. Apalagi pada murid baru yang lezat untuk menjadi bahan bullying.
Soal kakak tingkat, saya merasakan sendiri. Begitu banyak adik tingkat yang semena-mena pada saya, tapi saya tetap menjadikannya pelajaran. Memperbaiki kualitas diri sebaik mungkin untuk menjadi contoh kakak tingkat yang baik. Jangan kebanyakan baper, apalagi sakit hati karena adik tingkat kita 'songong' dan 'tidak sopan' pada kita. Jangan sedikit-dikit 'Labrak' mereka karena hal seperti mendekati 'gebetan' atau 'pacar'. Biar jera, beri nasehat baik-baik, tegas, dan mengena. Jika kalian melakukan kekerasan seperti bullying, kemungkinan besar adik tingkat kalian akan melakukan hal yang sama pada calon adik tingkat mereka nanti.
Stop penindasan! Untuk generasi yang lebih baik!
Komentar
Posting Komentar